Selasa, 27 Januari 2015

Apa kamu Traveller Sejati?

Traveller.....? 
Banyak orang menghabiskan separuh hidupnya untuk singgah disana sini.
mereka merelakan waktu, biaya , bahkan moment berkumpul dengan keluarga di rumah demi meninggahi tempat seru yang ada di penjuru muka bumi ini.


Traveller Sejati...?
ya mereka yang tidak pernah takut akan  tempat-tempat baru yang mereka singgahi, mereka yang bisa merubah saat-saat kesasar menjadi moment untuk explore tempat-tempat asing yang baru mereka singgahi. Nah, orang yang hobinya jalan-jalan biasanya akan mengaku bahwa dirinya seorang traveler. Tapi dari sekian banyak traveler di luar sana, hanya ada segelintir yang termasuk traveler sejati. Apakah kamu salah satunya? Simak yuk tanda-tanda traveler sejati di bawah ini!

1.Kamu Gelisah Jika Sudah Lama Tidak Kemana-Mana
hipwee.com
Kamu akan merasa gelisah jika dalam waktu tertentu kamu tidak bepergian. Bagimu, bepergian adalah obat yang menenangkan. Kamu selalu dibayangi pertanyaan: seberapa lama kamu harus menunggu sebelum bisa berkemas dan pergi?

2.Selalu Mencari Tempat kemana Lagi Akan pergi.
apakatarumii.files.wordpress.com
Kalian yang Selalu Mikirin, tempat mana lagi yg bakal/belum dikunjungin selanjutnya buat travel, bahkan agan sampe memikirikan bakal ngapain aja disana

3.Handal Menyusun Barang Bawaan/ Packing.
http://www.tombihn.com/
Gak cuma tahu medan seorang traveller juga harus tahu masalah yang satu ini, yaitu mangatur packing barang bawaan. Nah dalam menyusun barang bawaan agan, agan udah ngerti gimana caranya biar agan bisa bawa tas sesedikit mungkin dengan cara packing yg efisien aka ga makan tempat.

4. Bagimu, Tersesat itu Adalah Berkah Tersendiri

cara-untuk.com
Tersesat justru menjadi suatu kebahagiaan buatmu. Tersesat membuatmu melihat hal-hal luar biasa yang sebelumnya tidak ada di dalam rencana perjalananmu. Lebih penting lagi, tersesat telah mempertemukanmu pada orang-orang berhati malaikat yang rela menolongmu kembali ke “jalan yang benar”, atau bahkan mempersilakanmu mampir ke rumah mereka sebentar — walaupun itu baru pertama kalinya kamu bertemu mereka.


5.Not Just For Fun, tapi mereka mengamati.

kemanaajaboleh.com

Bagi mereka yang mengaku traveller setiap perjalan bukan hanya perjalan fisik untuk memenuhi hasrat semata, mereka selalu mengamati dan mengawasi di mana mereka singgah, entah dari lingkungan, keadaan sosial budaya masyarakat setempat. Dengan begitu mereka akan lebih mudah beradaptasi, dan bisa lebih menyatu dengan masyarakat sekitar, Gimana apakah ada sudah memeiliki ciri di atas...? hehhe .



Minggu, 25 Januari 2015

Komitmen Sejati


Sebuah hubungan agar bisa
berjalan dengan lancar dibutuhkan
sebuah komitmen yang besar. Bukan sekadar sebuah pernyataan 
bahwa anda menyukai hubungan ini
dan ingin menjalaninya.

Sangat mudah untuk berkomitmen dalam
hubungan ketika hubungan itu berjalan
lancar, menyenangkan, atau
memabukkan.


Namun ketika hubungan itu mulai
menemui masalah, tantangan, ganjalan,
tidak sedikit yang berucap, "aku
serius dengan hubungan kita,
sayangnya hubungan ini tidak berjalan
lancar seperti yang diharapkan."

Komitmen sejati dalam sebuah hubungan
adalah ketika Anda mau berkorban di
dalamnya.



Sangat mudah untuk meminta pasangan
untuk berubah, namun apakah Anda
bisa berubah juga? Cobalah untuk
berubah terlebih dahulu, lalu
lihatlah bagaimana hal tersebut
membawa perbedaan.


Untuk membangun komitmen dalam sebuah
hubungan diperlukan 3 hal yang
sederhana namun tidak mudah
dilakukan, yaitu: kerja keras, waktu,
dan kejujuran.







---Anne Ahira---

Jangan Hanya Melihat ke Atas


Kita tahu bahwa dunia ini selalu berputar, 
adakalanya kita berada nama kita diagung-agungkan, dipuji, 
atau sebaliknya yaitu,
kita berada di mana kita terabaikan, terjatuh 
di mana tiada orang yang peduli dengan kita.


Kemudian banyak orang bertanya,
bagaimana dengan kenyataan yang sering 
kita lihat begitu banyak orang-orang yang selalu di bawah?

Bukankah kita memiliki kesempatan yang sama?
bukan kita berhak untuk menggapai puncak itu?
sering kita lihat begitu banyak orang 
yang di atas semakin di atas, dan sebaliknya.


  Ketahuilah!,
pandangan itu semua hanya ironi.
kita tak pernah tahu apa yang mereka rasakan
pada mereka yang berada di atas.
Kebanyakan dari kita memandang semua yang di atas
selalu dari "materi" atau jabatan.
namun percayalah, roda kehidupan selalu berputar
dan setiap orang mengalami pasang surut.

Belajarlah dari mereka yang sudah di atas 
dan mereka yang berada di bawah.
Jangan hanya melihat ke atas!.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari 
keduanya, yang bisa kita jadikan bekal tuk 
jadi pribadi yang luhur bijaksana, sukses lahir dan batin.

   
Pepatah mengatakan:

"Kebesaran seseorang tidak terlihat
ketika dia berdiri dan memberi
perintah. Kebesaran seseorang akan
terlihat ketika dia berdiri sama
tinggi dengan orang lain, dan
membantu orang lain untuk
mengeluarkan yang terbaik dari diri
mereka untuk mencapai sukses" - Prof.
G. Arthur Keough.

Sabtu, 24 Januari 2015

my First Trip is Lawu Mountain



ini adalah perjalan pertama kali saya mendaki gunug, sebelumnya belum pernah terbesit dalam pikiran untuk bisa melakukan perjalan ini. emang terdengar aneh melihat sepak terjang para pendaki gunung, mereka rela membawa logistik yang berat, panas-panasan, kehujan,hanya untuk menginjakan kaki mereka disebuah tempat yang disebut puncak.
tapi itulah pendaki mereka mempunyai alasan masing untuk melakukan itu, yang mungkin tidak bisa dimengerti oleh orang yang belum pernah melakukan perjalanan ini.
Jalur pendakian lain yang dapat dijadikan alternatif saat mendaki ke Lawu adalah jalur pendakian lewat candi cetho. Dengan pesona alam luar biasa serta suguhan sebuah komplek candi..
Candi Cetho adalah sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit. Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842.
Candi Cetho (Ceto) adalah peninggalan dari abad ke 15 dan merupakan tempat pelarian Brawijaya V dari islamisasi di trowulan. Kampung sekitar yang tedapat di Candi Cetho adalah kampung dengan mayoritas penduduk yang beragama Hindu.
Jalur lawu via candi cetho ini memang jarang didaki oleh karena itu sangat mengasyikkan jika mendaki melewati jalur yang satu ini. Jalur ini jauh lebih sepi dan lebih alami. Jalur pendakian sendiri terdiri dari hutan pegunungan yang heterogen, hutan pinus khas pegunungan, dan sabana yang luas. Seringnya kabut menyelimuti jalur ini menjadikan pemandangan makin eksotis terutama di padang sabana. Tak heran beberapa pendaki menyebut jalur ini sebagai surga tersembunyi Gunung lawu.
Akses Candi Cetho menggunakan angkutan umum
Menuju Candi Cetho
Menuju Candi Kethek
Mendaki Gunung Lawu
Persiapan mendaki dimulai dari sini. Jalur mulai sedikit naik, melewati hamparan rerumputan yang di tumbuhi semak dan pohon – pohon yang tidak terlalu tinggi. Melewati perkebunan milik warga kemudian masuk menuju ke hutan. Perjalanan sekitar 1 jam kita akan sampai di sebuah shelter yang terbuat dari anyaman bambu yang kondisinya sudah mulai rusak. Inilah pos I, pendaki tidak disarankan mendirikan tenda disini karena menurut warga setempat rawan longsor.
Setelah istirahat beberapa saat, kita dapat melanjutkan perndakian ke Pos II (Brak Seng). Pendakian ini menyusuri punggungan yang makin lama makin menanjak, walaupun tidak seberapa terjal. Dengan dihiasi tanaman arbei hutan di sepanjang perjalanan. Hutan dijalur ini semakin rapat sehingga perjalanan tidak terlalu panas. Walaupun udara bertiup cukup kering.
Pendakian kembali berlanjut dengan tanjakan yang lebih menguras stamina. Dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi, dikanan-kiri ditumbuhi akasia gunung. Langkah pendaki mulai pelan menyesuaikan irama detak jantung dan hembusan nafas. Satu jam lebih telah berlalu sampailah pendaki di pos IV (penggik) di apit oleh pohon tinggi menjulang mempersilahkan para pendaki untuk berteduh dan menarik nafas sejenak.
Dari pos ini pendaki terus akan melewati sabana, Terdapat sumber air, yaitu Tapak Menjangan yang hanya terisi air saat musim penghujan saja. Sumber air ini terdapat di jalur pendakian. Sabana luas ini berujung di hamparan hutan edelweiss sebelum akhirnya melewati pasar setan yang terdiri dari hamparan batu yang disusun-susun dan vegetasi pohon cantigi.
Hargo Dalem dan Hargo Dumilah


mungkin anda sudah melakukan perjalanan ini pasti anda akan tercandu oleh knikmatan yang ditawarkan, memang kita harus rela panas-panasan, kehujanan, berpeluh kesah dengan keringat dingin. tapi itulah sebuah kenikmatan.
saya memaknai perjalan ini bukan hanya sebuah perjalan fisik, tapi juga perjalan hati dan pikiran, yang mana hati yang selalu bersyukur atas karunia-Nya, hati yang selalu mengingat-Nya di mana pun kita berada, hati yang selalu berdoa dan memohon ampunan-Nya, serta fikiran yang selalu berpikir positif tentang apa yang telah digariskan-Nya.
Mendaki gunung lawu, yang terletak di dekat tempat wisata Tawangmangu. Gunung ini ada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan ketinggian 3265 Mdpl, gunung ini sangat menantang untuk dijelajahi.  Pendakian Gunung Lawu dapat melewati beberapa jalur, antara lain jalur Cemoro Kandang, Candi Cetho, Tambak ( Jawa Tengah ) serta Cemoro Sewu dan Jogorogo ( Jawa Timur ) itu beberapa jalur yang paling umum dan sering didaki.
Mendaki Lawu via Candi Cetho
Candi Cetho terletak di ketinggian 1400 mdpl dan secara administratif berada di Dukuh Cetho, Desa Gemeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karang Anyar Jawa Tengah. Desa Gemeng memiliki potensi wisata yang besar karena banyak terdapat candi dan juga pesona kebun teh yang memiliki keunikan tersendiri.


Dari Sragen saat itu kami carter mini bus sedang yang muat sekita 30 orang, karena saat itu acara sekolah, kita berangkat jam 20.00 pagi dari sekolah kemudian sampai di candi Cetho jam 21.30. 
Akses lain adalah dengan mencarter mobil atau taxi dari Terminal Tirtonadi Solo menuju Candi Cetho. Harga tergantung negosiasi dengan sopir.
Setelah dari  turun dari kendaraan akan terlihat loket penjualan tiket masuk komplek candi. Dari situ pendaki akan langsung disambut jajaran anak tangga menuju komplek Candi Cetho. Dengan menaiki anak tangga tersebut perlahan-lahan hamparan peninggalan candi hindu itu mulai tersingkap. Gapura yang berdiri menjulang dengan anggun di bawah langit akan langsung membawa ingatan kita pada gapura-gapura di Pulau Dewata, Bali.Kawasan ini sangat bersih dan terjaga. Berbagai ornamen bergaya hindu peninggalan masa itu sangat jelas terlihat. Dua buah patung penjaga yang berbentuk mirip dengan patung pra sejarah berdiri membisu di bawahnya. Kawasan candi ini membentang pada sebuah lahan berundak dan dibangun pada akhir kekuasaan Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raja Brawijaya V. Di salah satu terasnya terdapat susunan batu dengan pahatan berbentuk matahari yang menggambarkan Surya Majapahit, lambang Kerajaan Majapahit. Candi ini pertama kali ditemukan sebagai reruntuhan batu dengan 14 teras berundak. Namun sekarang hanya tertinggal 13 teras, 9 diantaranya telah dipugar.
Sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa, candi ini dihiasi dengan arca phallus yang menjadi symbol Siwa. Terdapat juga patung Brawijaya V serta penasehatnya dan susunan batu berbentuk lingga dan yoni berukuran dua meter. Bangunan utama berbentuk trapesium berada di teras paling atas. Sampai saat ini Candi Cetho masih dipergunakan oleh penduduk sekitar sebagai tempat beribadah. Mereka meletakkan sesajen di arca-arca kemudian naik ke teras tertinggi untuk ritual keagamaan. Harum bunga sesaji dan dupa ditambah dengan kabut yang sering turun menyelimuti area candi memberi kesan mistis.
candi kethek
Keluar dari komplek Candi Cetho melewati jalan setapak kecil Anda akan melewati jajaran warung penjual makanan di sepanjang jalan. Kemudian akan berlanjut menuju hamparan rerumputan yang mulai menanjak. Tak berapa lama komplek Candi kethek akan terlihat. Candi ini berupa bebatuan yang tersusun dan di tengahnya terdapat anak tangga.


Sekitar 45 menit kemudian Pos II sudah mulai terlihat. Berupa sebuah shelter yang mirip gubug yang terbuat dari bambu dengan atap dianyam. Di apit oleh dua buah pohon yang menjulang tinggi, sehingga sangat rindang untuk beristirahat. Di lokasi ini pendaki dapat mendirikan sekitar 2 -3 tenda, jika memutuskan untuk beristirahat.
Perjalanan dilanjutkan melewati hutan yang cukup rapat, dengan tanjakan yang semakin menguras stamina pendaki. Karena bukan jalur yang sering didaki, jalur disini terlihat lebih bersih. Tidak banyak sampah berserakan. Juga minim coretan-coretan diberbagai tempat yang biasanya dilakukan oknum pendaki yang suka iseng. Kira-kira 1 jam kemudian sampailah di Pos III (Cemoro Dowo). Disini terdapat shelter sederhana yang beratapkan seng. Di sini cukup unutk mendirikan 2 – 3 tenda untuk beristirahat.
Menuju pos V (Buak Peperangan) jalur mulai sedikit melambung dikarenakan adanya tebing yang menghadang selepas pungungan dari pos IV. Jalur ini didominasi cemara gunung. Perjalanan cenderung landai sampai bertemu tebing yang tidak terlalu tinggi, baru kemudian sampai di hamparan sabana yang cukup luas menuju pos V


Dari pasar setan ini Hargo Dalem tidak seberapa jauh. Di tempat ini pendaki dapat singgah di warung Mbok Yem yang konon sudah puluhan tahun membuka warung ditempat itu. Dilokasi ini juga terdapat banyak petilasan. Tidak sedikit pula orang yang bersiarah, Sendang Drajat salah satu favorit karena pedaki dapat mengambil air disini, jika tidak kering.
Dari Hargo Dalem ke Puncak Hargo Dumilah hanya memakan waktu kurang dari 20menit. Disini terdapat tugu triangulasi yang menandakan puncak dan ketinggian Gunung Lawu 3.265 mdpl.

Kamu, Sosok yang Tegar dan Berani.


Dear Kita, insan manusia yang luar biasa.....

Keadaan terpuruk bukanlah buruk,bila dihadapi dengan tenang, dan bijak serta berjuang terus pantang mundur, dan diiringi doa yang tulus!

Setiap tantangan dan rintangan adalah cambuk untuk memotivasi kita mencapai kemajuan dan kemenangan.

pepatah mengatakan :

"kehidupan bukanlah jalan yang lurus
dan mudah dilalui dimana kita bisa
bepergian bebas tanpa halangan.
Kehidupan seringkali berupa
jalan-jalan sempit yang menyesatkan,
di mana kita harus mencari jalan,
tersesat dan bingung! sering rasanya 
sampai pada jalan tak berujung.
Namun,jika kita punya kenyakinan 
kepada Sang Maha Pemilik kehidupan,
pintu pasti akan dibukakan untuk
kita. Mungkin bukan pintu yang selalu 
kita inginkan, namun pintu yang
akhirnya akan terbukti, terbaik untuk 
Kita - A.J. Cronin 



Dear Kita,

Saat kita menjelang dewasa, hidup
memang tidak selalu indah.
Lihatlah, langit pun tak selalu cerah,
suram malam kadangtak berbintang.
iulah lukisan alam. Itulah aturan Tuhan.

Hidup adalah belajar. Balajar untuk 
menyelesaikan setiap teka-teki yang
sudah disiapkan oleh-Nya untuk kita.
Yang terpenting adalah, dalam kondisi 
apapun, Lakukanlah selalu yang terbaik
yang kita bisa.  

Seberat apapun masalahmu kawan,
sekelam apapun beban dalam hidupmu,
janganlah engkau berlari, apalagi
sembunyi!

Temui Dia dengan lapang dada dan
bersihkan hati. Yakinlah, dengan
KESABARAN, kita akan bisa bertahan
dari segala badai cobaan.


Saat engkau mendapati masalah,
yakinlah, sebenarnya engkau tengah 
dipersiapkan-Nya untuk menjadi sosok
yang tegar dan berani.









---AnneAhira---

Kamis, 22 Januari 2015

Aku Dalam Diamku, dan kamu dalam Doamu


aku diam, tak berkata, hanya tersenyum.
mungkin kau kira ku tak memperhatikanmu?
mungkin kau pikir ku mengacuhkanmu?
bukan….bukan seperti itu,di otakku terdapat banyak masukan, 
banyak ide, banyak saran untukmu?
namun, 
lebih baik ku simpan saja.bukan ku tak ingin menenangkanmu.tapi ku 
merasa tak pantas, belum pantas tepatnya untuk mengguruimu.
dan ku ingin memberi kesempatan untukmu 
agar kau mampu berpikirkau tau apa yang benar dan salah,
meski terkadang kebenaran kau salahkan dan 
kesalahan kau benarkan.but, this is A LIFE.
terkadang kita harus bertemu dengan SALAH 
untuk mengetahui sebuah BENAR??



kadang kita cukup memandanginya dari jauh tak perlu memeluk,
membacakan puisi, memberi bunga bahkan memilikinya.
yang paling penting doaku untukmu selalu ada 
itu caraku mencintaimu.